Habib Muhammad Rizieq bin Husein Shihab Lc
Oleh karena itu harus di awali dengan perkenalan dulu dengan FPI,klo gak kenal nanti gak akan sayang hhe..
MUQODIMAH
Sejak Front Pembela Islam ( FPI ) mencanangkan Gerakan Nasional Anti Ma´siat pada saat deklarasi pendirian
organisasi, tanggal 25 Robî ´uts Tsâni 1419 Hijriyyah / 17 Agustus 1998 Mîlâdiyyah, berbagai kritik,
kecaman, tuduhan, tudingan, fitnah dan caci maki, bahkan teror, ancaman dan intimidasi, kerap kali
dialamatkan ke organisasi ini.
Selanjutnya, berbagai ujian dan cobaan menghantam FPI dan para aktivisnya. Pada tanggal 3 Sya´ban 1419 H /
22 November 1998 M, terjadi Peristiwa Ketapang, yang menyeret FPI ke dalam tragedi berdarah yang
menggemparkan dunia.
Dan pada tanggal 25 Dzul Hijjah 1419 H / 11 April 1999 M, saya selaku Ketua Umum FPI ditembak orang tak
dikenal, dan dengan pertolongan Allah SWT saya selamat dari usaha percobaan pembunuhan tersebut.
Sedang pada tanggal 21 Robi'ul Akhir 1421 H / 23 Juli 2000 M, Al-Habib Sholeh Alattas, salah seorang
penasihat DPP-FPI, terbunuh ditembak orang tak dikenal di depan halaman rumahnya, usai mengimami sholat
Shubuh di masjid.
Esoknya, tanggal 22 Robi'ul Akhir 1421 H / 24 Juli 2000 M sore hari, KH. Cecep Bustomi, salah seorang
deklarator FPI, ketika keluar dari Markas Group I Kopassus di Serang, usai bertemu Wakil Komandan Group I,
dikejar sejumlah orang tak dikenal dengan mengendarai motor tril, sambil terus memberondong tembakan
hingga Pasar Rawu - Serang, Banten. Akhirnya beliau terbunuh secara tragis.
Sepanjang tahun 2000 ini pulalah, terjadi penangkapan besar-besaran terhadap aktivis FPI di berbagai
wilayah. Bahkan pada tanggal 15 Ramadhan 1421 H / 11 Desember 2000 M, menjelang sahur, aparat kepolisian
dengan sangat brutal menembaki Tim Monitoring Laskar FPI Pusat secara membabi buta, sepanjang jalan S.
Parman - Katamso - K.S. Tubun. Penembakan tersebut dilatarbelakangi oleh kekecewaan dan sakit hati
sejumlah oknum kepolisian, karena lahan setoran judinya diserang salah satu Posko Laskar FPI di wilayah
Jakarta Barat.
Dua hari kemudian, tanggal 17 Ramadhan 1421 H / 13 Desember 2000 M, Al-Habib Sholeh Al-Habsyi, Ketua
Majelis Syura FPI Jawa Barat diserang segerombolan preman, rumah tinggalnya dijarah dan dibakar. Beliau
dan keluarga berhasil meloloskan diri.
Puncaknya, pada tanggal 28 Ramadhan 1421 H / 24 Desember 2000 M, malam Natal, di SCTV lewat suatu acara
dialog dengan Presiden RI ke 4, yang didampingi dan dipandu oleh salah seorang presenter SCTV. Entah akibat
masukan dari setan pembisik yang mana, Presiden menyatakan bahwasanya FPI harus bubar karena melanggar
hukum, mendirikan negara dalam negara, dan mengganggu kesejahteraan rakyat. Batas waktu yang diberikan
adalah sampai akhir Januari tahun 2001.
Duka FPI tampaknya menjadi suka sementara pihak. Derita FPI justru menjadi kesenangan sejumlah orang.
Karenanya, ultimatum Presiden RI ke - 4 terhadap FPI disambut antusias oleh musuh-musuh FPI.
Sederetan "orang cerdas" dari kalangan tokoh nasional menyatakan bahwasanya aksi-aksi FPI biadab dan
merusak citra Islam. Sekelompok orang yang mengatasnamakan Ulama menuding FPI sebagai aliran sesat yang
haram didekati. Sejumlah organisasi dan LSM yang berkolusi dengan tempat-tempat ma'siat mendatangi DPR /
MPR RI untuk menuntut pembubaran FPI.
Lembaga yang menyebut dirinya sebagai "Komnas HAM" pun tak ketinggalan mengusulkan pembubaran organisasi
yang pada tanggal 22 Robi'ul Awwal 1421 H / 24 Juni 2000 M pernah menyerbu gedung kantornya ini, saat
kecewa kepada sikap diskriminatif mereka terhadap persoalan umat Islam. Dalam laporan tahunan yang
dikeluarkan lembaga ini untuk masa kerja tahun 2000 M, pada halaman 25, menyatakan : " Front Pembela
Islam yang secara semena-mena merusak lokasi-lokasi hiburan ", tanpa penjelasan tentang jenis hiburan
yang dimaksud dan akar permasalahan perusakannya.
Namun, Allah SWT menghendaki lain. Ternyata pada tanggal 3 Jumadil Ula 1422 H / 24 Juli 2001 M, Sang
Presiden RI ke - 4 dilengserkan musuh-musuh politiknya, pemerintahan dan kekuasaannya dihancurkan oleh
Sang Maha Kuasa. Sedang FPI, dengan izin Allah SWT dan pertolongan-Nya, hingga saat ini tetap ada dan
diakui eksistensinya. Alhamdulillah.
Sikap permusuhan terhadap FPI tidak hanya datang dari dalam negeri, sejumlah negara barat yang anti Islam
seperti Amerika Serikat dan Inggris pun melakukan propaganda licik untuk memojokkan FPI. Dimuat dalam
majalah TIME, edisi 25 Sya'ban 1422 H / 12 November 2001 M, dalam Special Report, laporan Departemen Luar
Negeri AS yang menyatakan bahwa FPI adalah salah satu jaringan " teroris " Usamah bin Ladin yang mendapat
sokongan dana besar dalam tiap gerakannya. Sebagaimana Usamah dituduh oleh AS dan Inggris sebagai teroris
yang berbahaya dan harus diperangi, maka FPI sedang digiring oleh AS dan Inggris ke arah yang sama.
Padahal, semua orang tahu bahwa AS dan Inggris adalah the biggest terroris yang selalu memusuhi Islam.
Tanpa rasa malu, dengan dalih memerangi teroris, Amerika Serikat berencana untuk menginvasi Indonesia.
Harian USA Today edisi Rabu, 6 Muharram 1423 H / 20 Maret 2002 M, memberitakan dari sumber Gedung Putih
dan Pentagon, bahwa AS akan melakukan operasi inteligen dan militer di Indonesia untuk menumpas teroris.
Sebenarnya yang menjadi target adalah semua kelompok yang selama ini aktif melakukan gerakan anti AS di
Indonesia, termasuk FPI.
Karena itulah, saat ini segenap aktivis FPI harus ekstra hati-hati jika ingin melakukan perjalanan ke luar
negeri. Amerika Serikat dan sekutunya telah menjadikan banyak negara di dunia sebagai kaki tangannya, tidak
terkecuali negara-negara Arab dan Kaum Muslimin.
Pada tanggal 11 April 2003, saat saya dan seorang kawan berangkat ke Yordania, dengan tujuan untuk masuk ke
Iraq membawa bantuan kemanusiaan. Namun ternyata, di Bandara 'Amman ibukota Yordania kami berdua ditahan
dan tidak diizinkan masuk. Padahal, kami telah mendapat Multiple Visa untuk keluar masuk Yordania beberapa
kali selama 6 bulan. Visa tersebut kami peroleh dari Kedutaan Besar Yordania di Jakarta pada tanggal 21
Maret 2003.
Sempat terjadi perdebatan antara kami dengan pihak imigrasi dan inteligen Kerajaan Yordania, karena alasan
penolakan mereka terhadap kami tidak jelas. Setelah ditahan beberapa jam, akhirnya mereka mengakui jika
penolakan kami dilakukan demi Keamanan Nasional. Kami pun dialihkan ke penerbangan menuju Dauhah - Qathar,
selanjutnya diterbangkan ke Kuala Lumpur - Malaysia.
Hal tersebut terjadi karena tidak terlepas dari posisi Yordania yang telah mengabdikan diri kepada Amerika
Serikat dan sekutunya. Sehingga mereka harus menolak kedatangan siapa pun yang tidak disukai Sang Tuan.
Belakangan, pada pertengahan tahun 2004, seorang koresponden televisi Al-Jazeerah untuk Indonesia, Ustman
Al-Bathiri, saat ke Yordania beliau ditahan dan dinterogasi oleh pihak Intelijen Kerajaan. Dalam interogasi
tersebut antara lain beliau ditanyakan tentang hubungannya dengan saya selaku Ketua Umum Front Pembela
Islam ( FPI ) dan Ust. Abu Bakar Ba'asyir selaku Amir Majelis Mujahidin Indonesia ( MMI ). Dan dimintai
keterangan pula tentang pandangan dan peranan kami seputar perlawanan terhadap hegemoni Amerika serikat di
Asia Tenggara. Info ini saya dengar langsung dari yang bersangkutan pada awal bulan Ramadhan 1425 H.
Selain itu, pada pertengahan 2004, Al-Habib Muhsin bin Ahmad Alattas, Ketua Majelis Syura DPP FPI, selaku
Dewan Penasihat Forum Arimatea secara bersama-sama dengan pengurus Arimatea lainnya mengajukan permohonan
visa kunjungan sosial ke beberapa negara Eropa. Menariknya, seluruh anggota rombongan dikabulkan permohonan
visanya, sedang beliau ditolak tanpa alasan yang kuat.
Namun demikian, saya bersyukur pada tanggal 19 Sya'ban 1425 H / 3 Oktober 2004 M, saya bersama isteri,
Syarifah Fadlun Yahya, berhasil memasuki Saudi Arabia untuk melaksanakan 'Umrah. Setelah 13 tahun saya
tidak pernah punya kesempatan 'Umrah, dan isteri saya yang belum pernah 'Umrah, karena memang kami tidak
punya kemampuan finansial yang memadai.
Dengan rahmat dan berkah Allah SWT, kami berdua diajak dan dibiayai oleh seorang kawan untuk ber'umrah.
Sempat terjadi sedikit kekhawatiran saat menghadapi pemeriksaan imgrasi di Bandara Jeddah Internasional,
tapi alhamdulillah tidak ada halangan yang berarti, akhirnya kami diizinkan masuk hanya untuk ber'umrah.
Jadi jelas, Amerika serikat dan sekutunya akan terus mendorong kaki tangannya untuk melakukan tekanan
terhadap pihak mana pun yang tidak disukainya.
Ketidaksukaan Amerika Serikat terhadap FPI berawal dari Gerakan Anti Ma'siat yang makin marak di tanah air.
Warga AS yang banyak berkeliaran di Indonesia merasa terusik, karena kehadiran mereka di sini bukan sekedar
bertujuan wisata. Mereka banyak ikut menyemarakkan kema'siatan, bahkan mereka adalah sumber ma'siat.
Puncak kebencian Amerika serikat terhadap FPI adalah mencuatnya issu "sweeping" warga AS beberapa jam
setelah penyerangan biadab AS terhadap Afghanistan, pada 19 Rajab 1422 H / 7 Oktober 2001 M. FPI
mengkampanyekan secara besar-besaran "Aksi Anti AS", termasuk issu sweeping tersebut ke seantero negeri,
sehingga ribuan turis bule serta merta lari meninggalkan Indonesia, dan ribuan lainnya membatalkan
rencananya ke Indonesia. Para bule yang berdomisili di Indonesia merasa takut keluar dari rumah
tinggalnya. Sedang seluruh aset AS yang ada di Indonesia mendapat pengawalan ketat dari aparat atas
tuntutan AS. Padahal, issu sweeping tadi baru sampai taraf wacana sebagai psy war, namun mereka sudah
ketakutan setengah mati.
Amerika Serikat selama ini selalu menuding berbagai kelompok Islam di dunia, termasuk FPI, sebagai
pelanggar HAM. Ternyata Human Right Watch ( HRW ), sebuah Lembaga Pemantau HAM Internasional yang
berkedudukan di New York - USA, lewat laporan tahunannya yang dituangkan dalam Human Right Report 2002,
menyatakan bahwa Amerika Serikat adalah pelanggar HAM terbesar di dunia. Laporan itu diterbitkan pada 2
Dzul Qa'dah 1422 H / 16 Januari 2002 M setelah mengkaji aneka pelanggaran HAM dunia sepanjang tahun 2001.
Benar kata pepatah : "Semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang angin menerjang". Begitulah yang
dialami FPI, puluhan aktivisnya keluar masuk penjara, tidak terkecuali saya selaku Ketua Umumnya.
Pada tanggal 9 Sya'ban 1423 H / 16 Oktober 2002 M, saya dipenjara dalam Rumah Tahanan Polda Metro Jaya
tanpa alasan yuridis yang jelas. Kemudian dilanjutkan dengan Tahanan Rumah, lalu Penangguhan Penahanan
hingga 18 Shafar 1423 H / 20 April 2003 M.
Dan pada tanggal 19 Shafar 1423 H / 21 April 2003 M, saya kembali dijebloskan ke penjara. Kali ini ke
Rumah Tahanan Salemba. Ini pun tanpa alasan hukum yang benar
Namun, dengan pertolongan Allah SWT ternyata sampai hari ini FPI tetap eksis dan tetap konsisten dengan
perjuangan amar ma'ruf nahi munkar. Alhamdulillâh.
Saat saya merampungkan risalah ini, saya berada di sel no. 19 Blok R dalam Rutan Salemba di Jakarta Pusat.
Saya sangat paham dan mengerti bahwa penahanan itu merupakan bagian dari upaya pemberangusan FPI dan
gerakan amar ma'ruf nahi munkarnya. Alasan dibuat, pasal berlapis disiapkan dan kezholiman atas nama hukum
dilakukan.
Kedahsyatan badai tudingan terhadap perjuangan FPI dalam ber-amar ma'ruf nahi munkar telah mendorong kami
untuk membuat sebuah risalah yang menghimpun berbagai tuduhan tersebut dalam bentuk dialog tanya jawab.
Sekaligus untuk berbagi informasi dan pengalaman sesama ikhwan yang concern terhadap perjuangan amar ma'ruf
nahi munkar.
Risalah ini bukan dialog imajiner. Semua pertanyaan yang ada dalam risalah ini bukan sekedar imajinasi
penulis. Tapi merupakan pertanyaan dan pernyataan riil yang penulis dapatkan dari berbagai kalangan dalam
aneka ragam kesempatan.
Harapan kami semoga Risalah ini bisa menjadi panduan bagi para pejuang amar ma'ruf nahi munkar di mana pun
mereka berada, dan menjadi obat mujarab bagi mereka yang menderita penyakit keraguan, serta menjadi hujjah
yang kuat terhadap para penghujat.
Kekurangan dan kekhilafan yang ada dalam risalah ini semata-mata karena kelemahan dan kebodohan penulis.
Ada pun kelebihan dan kesempurnaan yang terdapat di balik risalah ini semata-mata karena pertolongan Allah
SWT, Dia lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Sempurna.
Rumah Tahanan Salemba,
18 Jumadits Tsani 1424 H
17 Agustus 2003 M
Sumber: http://fpi.or.id